Waduk Gajah Mungkur Butuh Hujan Buatan

wonogiri-Upaya modifikasi cuaca atau hujan buatan dibutuhkan apabila sampai November mendatang kamarau tak kunjung usai. Hal itu diperlukan supaya Waduk Gajah Mungkur (WGM) terhindar dari kekeringan. Selain itu, elevasi air tidak boleh kurang dari 127.00 cm agar dapat memutar turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) IV Perum Jasa Tirta (PJT) I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Winarno Susiladi mengatakan, elevasi air WGM kini berkisar 129.72 cm. Sementara, penurunan elevasi rata-rata mencapai 5-6 cm per hari. Dengan demikian, elevasi waduk akan berada di bawah angka minimal jika sampai November mendatang tidak hujan.
"Kami tidak ingin berandai-andai karena BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) meramalkan musim hujan akan dimulai Oktober. Tetapi jika sampai November tidak hujan, seharusnya ada modifikasi cuaca atau hujan buatan," ujarnya.
Meski demikian, air waduk sementara ini masih bisa menggerakkan turbin PLTA. Debit air penggerak turbin sekarang mencapai 19-20 m3 per detik. Adapun listrik yang dihasilkan  mencapai 3 Mega Watt. Dia menerangkan, waduk mempunyai fungsi utama yakni pengendali banjir, irigasi, dan wisata. Adapun fungsi PLTA hanya menumpang keberadaan waduk itu. "Kalau suatu saat elevasinya di bawah 127.00, turbin tidak dioperasikan karena waduk tidak boleh kering," katanya.
Andaikata turbin PLTA tidak berputar, masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan listrik. Pasalnya, jaringan listrik Wonogiri telah tersambung (interkoneksi) dengan jaringan lain. Apabila PLTA WGM Wonogiri berhenti, listrik bisa disuplai dari gardu induk. "Kalau turbin akan berhenti, kami langsung melapor ke gardu induk agar mendapat suplai listrik. Jadi tidak perlu takut kekurangan listrik. Apalagi jaringan listrik Jawa-Bali sangat besar," imbuhnya.
Pihaknya berharap, hujan segera akan turun sesuai dengan perkiraan BMKG. Dengan demikian, tidak perlu melakukan hujan buatan untuk mengisi air waduk.
Sementara itu, irigasi dari Bendung Colo mulai ditutup pukul 06.00, senin (3/9) pagi. Pengeringan jaringan irigasi Colo barat dan timur itu akan berlangsung sebulan penuh. Selain itu, pihaknya juga melakukan pengerukan untuk membuat alur di sekitar intake WGM. Sebab, intake penggerak PLTA itu terhalang oleh sedimentasi. "Di depan intake ada sedimentasi. Kami membuat alur sebagai jalan air agar turbin tetap bergerak," pungkasnya.
sumber

0 Response to "Waduk Gajah Mungkur Butuh Hujan Buatan"

Posting Komentar

silahkan berkomentar sesuai dengan isi artikel.
yang tidak boleh ditulis ketika berkomentar
tulisan berbau SARA
SPAMMING
berkata jorok
berpromosi


jika hal tersebut ada dalam komentar anda saya akan langsung menghapusnya
terimakasih atas kunjungannya