Pertambangan Emas Jendi Terancam Limbah Merkuri

Pertambangan emas rakyat di Desa Jendi, Kecamatan Selogiri, Wonogiri membawa potensi pencemaran limbah di wilayah tersebut. Pasalnya, akumulasi penggunaan merkuri dalam kurun waktu lama dapat membahayakan lingkungan sekitar. Oleh karenanya, perlu adanya langkah secara dini untuk mencegah pencemaran.
Kepala Desa Jendi, Wahyudi ST mengatakan, sekarang memang belum tampak adanya pencemaran di sumur-sumur warga. “Beberapa waktu lalu, ada pemeriksaan sumur dari Puskesmas dan Kantor Lingkungan Hidup (KLH). Hasilnya pencemaran merkuri di sumur masih berada di bawah batas normal,” katanya.
Meski demikian, kandungan tembaga dalam air sudah cukup tinggi. Kandungan tembaga itu diduga sisa pendulangan logam mulia tersebut. Oleh karenanya, warga setempat disarankan membangun jaringan air PDAM di sekitar sumur. Air PAM digunakan untuk keperluan makan dan minum. “Di dekat sumur disarankan ada PAM untuk minum,” katanya.
Di samping itu, langkah antisipasi kini tengah dimulai, yakni dengan menyusun Management Development (manajemen pengembangan) di wilayah pertambangan.
Di antaranya merancang sistem pengolahan limbah secara komunal. Artinya, seluruh pembuangan limbah pertambangan rakyat dikumpulkan bersama di satu tempat. Tujuannya untuk meminimalisasi pencemaran dalam tanah. “Seluruh penambang rakyat dikumpulkan dan diajak membuat IPAL (Instalasi Pembuangan Air Limbah) secara komunal,” terangnya.
Namun, langkah itu tidak mudah dilakukan. Pasalnya, lokasi pendulangan setiap warga terpencar-pencar, sehingga dibutuhkan kesadaran masyarakat agar mau menyatukan pengolahan limbahnya.
Lebih Murah
Terpisah, kepala Dinas Pengairan Energi Sumber Daya Mineral (PESDM), Arso Utoro melalui Kabid Pertambangan, Patrem Joko Priyono mengatakan, memang telah dipikirkan proses pengolahan limbah secara komunal. “Pendulangan emasnya tersebar, tetapi pengolahan limbahnya dikumpulkan dalam satu tempat,” terangnya.
Pihaknya juga mengimbau penambang agar menggunakan bahan selain merkuri untuk memisahkan emas. Bahan yang lebih ramah lingkungan seperti karbon aktif dan sianida. Meski demikian, masih banyak masyarakat yang menggunakan merkuri karena lebih murah dan mudah didapat.
Supono (50), penambang asal Dusun Nglenggong, Desa Jendi, Kecamatan Selogiri, Wonogiri mengaku akan ada bantuan bak penampungan limbah dari pemerintah. Bak tersebut untuk mencegah pencemaran air. Di sisi lain, kandungan emas di desa tersebut kian menipis. Tahun 1993 lalu, seorang penambang rata-rata mampu memperoleh satu gram emas per hari.
Namun, sekarang mereka hanya mampu mendapat seperempat gram emas per hari. Biasanya, penambang akan berpindah tempat jika kandungan emas di lokasi tersebut sudah habis. “Saya cuma berharap bisa menambang terus, karena tidak punya pekerjaan lain,’ harapnya.
sumber

0 Response to "Pertambangan Emas Jendi Terancam Limbah Merkuri"

Posting Komentar

silahkan berkomentar sesuai dengan isi artikel.
yang tidak boleh ditulis ketika berkomentar
tulisan berbau SARA
SPAMMING
berkata jorok
berpromosi


jika hal tersebut ada dalam komentar anda saya akan langsung menghapusnya
terimakasih atas kunjungannya