Untuk bisa menikmati air terjun di sana tidak mudah. Sebab selain jaraknya cukup jauh dari Kota Kabupaten Wonogiri, yang diperkirakan harus menempuh jarak sejauh 60 km ke arah Timur dari Wonogiri Kota, juga belum ada akses jalan kendaraan bermotor (Kbm) menuju ke lokasi itu. Kbm hanya bisa ditempuh sampai di Dusun Grenjeng. Selanjutnya harus menempuh jalan kaki.
“Dengan jalan kakipun baru bisa dilalui melalui jalan setapak yang baru dibuka,” tutur Camat Jatipurno Agus Tarmanto ditemani Sekdes Girimulyo, Sugito. Praktis karena factor sarana transportasi dan publiksi yang minim, maka dua lokasi wisata air terjun itu tidak terkenal. Jangankan warga tetangga, penduduk setempat saja, banyak yang tidak mengetahui, keculi diceritai orang yang pernah kesana.
Jika mau ke sana dalam waktu dekat ini, maka untuk sampai ke lokasi air terjun harus mau berjalan kaki selama kurang lebih satu jam dengan berjalan normal atau santai. Sebab akses ke sana baru akan dibuka awal pecan ini, rencananya Jumat (6/1/12). Namun tidak rugi bagi peminat wisata alam jik kesana dengan berjalan kaki.
Pasalnya pemandangan sepanjang jalan menuju ke lokasi air terjun menyuguhkan kesegaran alami. Antara alin pemandangan pepohonan yang rindang dan hijau, susana yang sejuk, tanaman pepohonan pinus, cengkeh, durian, kelapa, kakau dan tanaman padi sawah serta tanaman lainnya. Harapannya, jika jalan menuju ke sana telah dibuka maka akan mempermudah akses terutama motor.
Alunan suara burung dan belalang jengkerik saling bersautan berebut dengan irama air sungai untuk mencuri perhatian kesunyian. Sepanjang perjalanan, tampak warga setempat sibuk bertani dan merumput, itu artinya menunjukan wilayah setempat cukup banyak ditempati penduduk. Susana perjalanan melalui anak sungai Watu Jadah adalah pijatan kerikil kecil sepanjang sungai dangkal, sejuk dan jernih.
Jika perjalanan sudah menempuh waktu sekitar 40 menit, maka akan tampk air terjun pertama. Inilah air terjun Binangun, setinggi 10-an meter dan 25 meteran. Di atasnya terdapat tiga kubangan air yang dangkal. Disini pengunjung bisa berendam sembari merasakan tekanan aliran air. Bebatuan besar-besar menjadi pemandangan disertai rerimbunan pepohonan.
Pengunjung masih harus berjalan lagi selama 20 menit untuk sampai ke air terjun Watu Jadah.
Jika dilihat sepintar, air terjun ini tampak seperti air terjun lainnya. Akan tetapi jika diperhatikan seksama maka akan ditemukan keunikan dari air terjun Watu Jadah ini. Lempengan bebatuan bertumpuk dengan garis kemiringan 65-90 derajat diibaratkan seperti jadah (makanan berbahan ketan).
Menariknya lagi, aliran air terjun ini bisa disesuikan keingingn. Pengunjung bisa mengatur air terjun sendiri sesuai selera. “Aliran airnya bisa disetel sesuai keingingan, mau yang lebar atau yang kecil. Caranya sederhana, tinggal ke atas membendung sungai diatasnya. Warga yang biasa kesini mesti sering memainkan bendungan diatasnya,” katanya.
Mau coba kesana, buruan mumpung saat ini sedang musim durian, bisa buat di makan di sana untuk menghangatkan badan seusai kedinginan, atau juga bisa dibawa pulang untuk oleh oleh kelurganya. Bisa juga membawa oleh oleh keripik sukun, singkong atau tales.
sumber: infowonogiri.com
jangan lupa dukung jatipurno blog di latihan nembak keyword "Diskusi Blogger Pemula"
mampir juga mas.... blog pemula orang jatipurno..http://yantoes.blogdetik.com/
BalasHapus