Nasib kereta api (KA) Feeder jurusan Solo-Wonogiri belum ditentukan. Apakah KA tersebut akan dikandangkan atau tetap dioperasikan, hingga kini masih menjadi tanda tanya.
Hingga kini, PT KA Daop VI Yogyakarta, selaku pengelola kereta di wilayah Yogyakarta dan Solo Raya, belum memberi kepastian mengenai moda transportasi massal itu. "Belum ada kepastian, apa tetap dioperasikan atau tidak," kata Humas PT KA Daop VI Eko Budiyanto, Jumat (29/7).
Menurut dia, KA Feeder tersebut sebenarnya sangat membantu masyarakat Wonogiri yang hendak bepergian menggunakan jasa kereta api ke luar daerah. Feeder merupakan kereta pengumpan dari Kota Gaplek menuju Stasiun Purwosari, Solo yang selama ini menjadi primadona.
"Kami masih menunggu pola railbus dulu. Berapa kali railbus berjalan. Setelah itu, nasib Feeder isa dipastikan," ungkap pria berperawakan kecil ini.
Sejak dua bulan yang lalu, kereta dengan dua gerbong tersebut sudah tak terlihat beroperasi. Menurut Eko, KA Feeder memang sedang diistirahatkan untuk sementara. "Sedang tidak dijalankan. Tapi, kondisinya masih memungkinkan untuk tetap dijalankan," terangnya.
Dia mengemukakan, tarif kereta jarak dekat itu tidak mahal. Tiket yang dijual untuk masyarakat umum hanya Rp 3.000 sekali perjalanan. Menurutnya, PT KA berani mematok harga senilai itu karena pengoperasian kereta tersebut mendapat subsidi dari pemerintah.
"Tarifnya memang murah, karena mendapat subsidi. Kalau railbus bisa mendapat subsidi, tarifnya juga bisa seperti Feeder," ungkapnya.
Lebih lanjut, Eko menuturkan bahwa Solo-Wonogiri merupakan jalur gemuk yang dapat dimanfaatkan untuk menggaet penumpang sebanyak-banyaknya, tak terkecuali bagi railbus Batara Kresna.
cybernews
Hingga kini, PT KA Daop VI Yogyakarta, selaku pengelola kereta di wilayah Yogyakarta dan Solo Raya, belum memberi kepastian mengenai moda transportasi massal itu. "Belum ada kepastian, apa tetap dioperasikan atau tidak," kata Humas PT KA Daop VI Eko Budiyanto, Jumat (29/7).
Menurut dia, KA Feeder tersebut sebenarnya sangat membantu masyarakat Wonogiri yang hendak bepergian menggunakan jasa kereta api ke luar daerah. Feeder merupakan kereta pengumpan dari Kota Gaplek menuju Stasiun Purwosari, Solo yang selama ini menjadi primadona.
"Kami masih menunggu pola railbus dulu. Berapa kali railbus berjalan. Setelah itu, nasib Feeder isa dipastikan," ungkap pria berperawakan kecil ini.
Sejak dua bulan yang lalu, kereta dengan dua gerbong tersebut sudah tak terlihat beroperasi. Menurut Eko, KA Feeder memang sedang diistirahatkan untuk sementara. "Sedang tidak dijalankan. Tapi, kondisinya masih memungkinkan untuk tetap dijalankan," terangnya.
Dia mengemukakan, tarif kereta jarak dekat itu tidak mahal. Tiket yang dijual untuk masyarakat umum hanya Rp 3.000 sekali perjalanan. Menurutnya, PT KA berani mematok harga senilai itu karena pengoperasian kereta tersebut mendapat subsidi dari pemerintah.
"Tarifnya memang murah, karena mendapat subsidi. Kalau railbus bisa mendapat subsidi, tarifnya juga bisa seperti Feeder," ungkapnya.
Lebih lanjut, Eko menuturkan bahwa Solo-Wonogiri merupakan jalur gemuk yang dapat dimanfaatkan untuk menggaet penumpang sebanyak-banyaknya, tak terkecuali bagi railbus Batara Kresna.
cybernews
0 Response to "Nasib KA Feeder Menunggu Kepastian Railbus"
Posting Komentar
silahkan berkomentar sesuai dengan isi artikel.
yang tidak boleh ditulis ketika berkomentar
tulisan berbau SARA
SPAMMING
berkata jorok
berpromosi
jika hal tersebut ada dalam komentar anda saya akan langsung menghapusnya
terimakasih atas kunjungannya