''Adigang, Adigung, Adiguna,.. Ojo Dumeh''
UNGKAPAN
Jawa tersebut sering kita dengar, tapi banyak di antara kita tidak
mengetahui makna di ballik ungkapan tersebut. Ungkapan tersebut
mengajarkan kita agar tidak sombong dan tidak meremehkan orang lain,
saat kita berkuasa, karena apa yang dimiliki dapat hilang
sewaktu-waktu.
Itulah sekelumit pembahasan tentang nilai-nilai
luhur yang terkandung pada ungkapan Jawa pada seminar nasional
''Revitalisasi Nilai-nilai Budaya Jawa dalam Membentuk Generasi
Berkarakter'' yang diadakan oleh FIP UNY. Acara yang berlangsung, di
ruang Abdullah Sigit FIP UNY, dibuka secara resmi oleh Rektor UNY, Prof
Dr Rochmat Wahab MPd MA.
Raja Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengirimkan keynote speech
yang dibacakan oleh Joko Dwiyanto MHum, menulis definisi karakter yang
berasal dari bahasa latin, kharakter yang bermakna alat untuk menandai,
mengukir, atau memahat. Dengan pengertian tersebut, dapat dikatakan
membentuk generasi berkarakter adalah proses mengukir atau memahat jiwa
sebuah generasi dengan sedemikian rupa sehingga berbentuk unik, menarik
yang dapat membedakannya dengan orang lain.
Pesan leluhur Jawa dalam serat wulangreh
menyebutkan bahwa keluarga adalah wadah pendidikan pergaulan, watak,
norma sosial, tata krama, agama dan pendidikan tentang baik buruk.
Tugas keluarga adalah anggaluwentah (mendidik) anak (pamardi siwi) dengan sebaik-baiknya. Maka upaya untuk membentuk generasi berkarakter dimulai dari keluarga kemudian lingkungan sekolah.
Pembicara lain Ir Yuwono Sri Suwito MM menyampaikan topik
''Implementasi Nilai-nilai Budaya Jawa dalam Pendidikan Karakter''. Dia
dengan tuntas menjelaskan tentang kearifan lokal Yogyakarta yang
terkandung dalam nilai-nilai budaya Jawa Yogyakarta, di antaranya hamemayu hatyuning bawana, dudu sanak dudu kadang yen mati melu kelangan, asih ing sesame, wani ngalah luhur wekasane, aja dumeh, adigang, adigung, adiguna dan masih banyak lagi.
''Nilai-nilai tersebut perlu ditanamkan kepada generasi muda untuk
regenerasi bangsa yang tidak hanya mengenal nilai nilai tetapi juga
memahami dan menghayati serta mengamalkan nilai-nilai luhur budaya
Jawa,'' tegasnya.
Sementara, Bambang Saptono MSi Ketua
Pelaksana berharap seminar itu bermanfaat dalam menggali potensi dan
memahami nilai-nilai Jawa untuk membentuk generasi berkarakter.
sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Budaya Jawa Sarat Nilai"
Posting Komentar
silahkan berkomentar sesuai dengan isi artikel.
yang tidak boleh ditulis ketika berkomentar
tulisan berbau SARA
SPAMMING
berkata jorok
berpromosi
jika hal tersebut ada dalam komentar anda saya akan langsung menghapusnya
terimakasih atas kunjungannya